Pesawaran/mataelangnusantara.com
Sudah miskin anak sakit ekonomi susah tambah di fitnah di kira bikin keterangan bohong kepada awak media, itulah yang di alami oleh satu keluarga masarakat desa cipadang.
Sabtu 04/01/2025
Tega demi mencari pembenaran dokter dan perawat jaga RSUD kabupaten pesawaran di duga mengarang cerita kepada awak media laen.
di ketahui melalui beberapa berita yg beredar salah satu cerita yang di duga mencari pembenaran pada hal kejadian yang sebenarnya gak seperti itu, jelas di terangkan terkait katanya perawat sempet mau di lakukan penanganan mau di pasang infus itu benar tapi sama dokter jaga gak boleh.
kembali serasa teriris sakit dan merasa di rendahkan serendah-rendahnya kedua orang tua pasien RSUD pesawaran atas nama pasien berinisial(ctr) pada jum,at sore 03/01/2025 kisaran pukul 17.10 yang lalu kaget saat membaca berita beredar seolah-olah pelayanan RSUD kabupaten pesawaran benar-benar sudah memberikan pelayanan yang terbaik buat dirinya, pada hal yang sebenarnya gak seperti itu.
kembali saat di konfirmasi oleh awak media melalui via telp sekitar pukul 17.00 04/01/2025 Sabtu sore ibu pasien yang berinisial (Ning) menjelaskan”, maaf mohon cerita saya ini di pahami biar semua pembaca tau saat hari jum,at sore kisaran pukul 17.10.00 tepatnya tanggal 03/01/2025 saya dan suami saya dengan di antar saudara saya membawa anak gadis saya kerumah RSUD pesawaran sampai di situ pas kebetulan sekali perawat laki-laki mendorong ranjang pasien saya ga tau namanya langsung menyambut dengan baik kedatangan saya dan anak saya terus anak saya di bawak keruangan lGD, di sambut juga oleh perawat wanita agak gemuk, langsung memeriksa anak saya, gak lama kemudian datang dokter jaga yang di ketahui katanya dokter itu bernama dr MARDAENI orang bandar Lampung, saat itu masih baik memeriksa anak saya di periksa setelah memeriksa, dokter menayakan mau pake apa omum apa BPJS, kata saya pakai SKTM, karna BPJS subsidi saya sudah tidak aktif, kembali dokter dan perawat menjelaskan kalo untuk pake SKTM semua ruangan sudah penuh gak ada kamar karna itu juga ada beberapa pasien masih menunggu belum dapat ruangan, bisa juga kalo di paksa harus menunggu tapi kami tidak bisa memastikan sampai kapan bisa dapat ruanganya, itu kata penjelasan dokter dan perawat jaga saat itu, mendengar penjelasan saya dan suami di saksikan beberapa keluarga setuju, yang penting anak saya mendapatkan penanganan, saat saya dan keluarga sudah setuju kembali dokter dan perawat ini berkata, tapi kalo nanti di rawat di IGD kalo ada pasien lagi gimana, lagian dokter spesialis itu adanya di belakang gak mungkin sampek sini itu, kata dokter pada intinya berbagai cerita alasan dokter memberi penjelasan biar terkesan kami segra keluar membawa anak saya keluar kerumah sakit lain, mendengar itu tanpa malu-malu saya memohon dan memelas mintak tolong supaya anak saya di berikan pertolongan pertama tapi dokter tetep tidak mau bahkan jawaban dokter dengan jelas sekali kalo sudah di tangani di pasang infus Berarti sudah positif di rawat sementara ruangan kami penuh, setelah itu tanpa menghiraukan anak saya yang sedang merintih kesakitan, dokter dan perawat perempuan pergi ninggalin kami dan obrolan itu terjadi agak lama anak saya sambil merintih tetep ga di hiraukan, gak lama datang laki-laki gemuk Yang saya juga ga tau namanya nemuin ngobrol sama saudara saya Nanya ke saudara saya ada apa om kata lelaki gemuk itu, katan sodara saya itu ponakan sakit tapi katanya kamar penuh semua jadi gak bisa, terus laki-laki gemuk itu MENJAWAP kalo ruangan iya sii om penuh tapi cobak saya tak ngobrol lagi sama dokternya, saat itu juga laki-laki gemuk itu pergi nemuin dokter dan perawat jaga gak tau yang di obrolin apa terus laki” itu kembali nemuin sodara saya ngajak keruang pendaftaran, menugu kesimpulan dari pendaftaran cukup lama, saya sangat bingung tambah melihat kondisi anak saya sambil nangis merintih menahan rasa sakit, saya liat dokter dan perawat kok asik duduk sambil ngobrol sambil makan cemilan, kejadian itu agak lama sangking bingungnya lama saya nugu sodara di ruang pendaftaran gak lama datang seorang laki-laki akan memasang infus buat anak saya tapi laki-laki itu mendadak di panggil sama dokter jaga itu jelas sekali saya denger dokter bilang jangan di pasang dulu orang SKTM belum tentu aktif nanti sapa yang akan tanggung jawap kata dokter itu, semakin bingung saya, hampir 1 jam anak saya di biarkan tanpa ada penanganan , karna anak saya terus merintih kesakitan dan kondisi anak saya semakin menghawatirkan saya gak mikir panjang saya ajak suami saya keluar membawa memapah anak saya keluar dari rumah sakit, melihat kami keluar memapah anak saya sampek depan mobil anak saya karna sudah gak kuat hampir jatoh tak satupun perawat atau dokter yang peduli membatu kami terus kami pergi” penjelasanya.
Cerita itu di benarkan oleh salah satu keluarga yang berinisial (eg) kebetulan adalah salah seorang sekertaris salah satu lembaga dan kordinator liputan salah satu media di provinsi Lampung, bahkan saudaranya ini siap menjadi saksi.” semua yang di ceritakan ibu itu benar karna saya ada di sana bahkan itu terjadi di depan mata saya” pungkasnya
Jelas gamblang kejadian yang sebenarnya di ceritakan secara detil oleh orang tua pasien yang merasa di telantarkan.
Tim Forum Fpii