Festival Kali Brantas, ” Larung Sesaji, Labuh Kali ” Di Kampung Keramik Dinoyo

 

Caption : Para penari tampak menebar benih ikan di event Festival Kali Brantas.

MALANG JATIM | mataelangnusantara.com – Kali (Sungai) Brantas adalah sungai terpanjang kedua di Jawa, punyai panjang 11.800 Km atau hampir 1/4 luasan Jawa Timur. Setidaknya 14 Kota Kabupaten dilewati aliran kali ini, mulai dari Malang hingga ke Mojokerto. Keberadaan aliran kali Brantas sangat vital bagi urat nadi sumber kehidupan bagi masyarakat. Guna menjaga kelestarian dan ekosistem kali Brantas FORKOM Pokdarwis Kota Malang gelar Festival Kali Brantas di 7 Kampung Tematik. Senin (25/07/2022)

Festival Kali Brantas diawali dari Kampung Keramik Dinoyo Kecamatan Lo, rentetan acara tersaji dalam festival tersebut. Diberi teman ” Larung Sesaji, Labuh Kali ” dibuka dengan arak – arakan dari 40 penari yang diikuti oleh perangkat kelurahan menuju kali Brantas yang membelah kampung ini. Turut hadir dalam festival tersebut Kadisporapar Dr. Ida Ayu Made Wahyuni, perwakilan dari FORKOM Pokdarwis dan juga perwakilan dari budayawan.

Para penari membawa wadah keramik yang sudah berisi benih ikan yang nantinya ikut di Larung. Selain itu tampak sesaji yang lengkap, terdiri dari cok bakal, kembang setaman, jenang sengkolo dan jenang palang.

Menurut Ki Demang selaku ketua dari FORKOM Pokdarwis Kota Malang ” Larung sesaji adalah sebuah ungkapan tolak bala bagi masyarakat bantaran kali dan untuk pula sebagai upaya pelestarian lingkungan sungai. Festival Kali Brantas ini juga sebagai event dalam peringati Hari Sungai Nasional. Selain itu kita juga menebar ratusan benih ikan ke sunga, dengan tujuan agar kelangsungan ekosistem kali ini terjaga”. Tutur pria yang punyai nama asli Isa Wahyudi ini.

Dalam kesempatan itu hadir pula budayawan senior Yongki Irawan yang juga memberikan orasi budaya yang dilanjutkan dengan ritual Tapa Kumkum . Dalam orasinya pria yang akrab disapa Mbah Yongki ini mengungkapkan ” dalam artinya tanpa kumkum ini adalah telah ada sejak jaman purba dulu dan di ajarkan secara turun temurun oleh pendahulu kita hingga sekarang”.

” Tapa kumkum tidak hanya membangun sebuah intuisi, namun dengan melakukan kumkum ini kita juga secara tidak langsung membangun kekuatan fisik kita sehingga tidak gampang terserang penyakit. ” Ungkap pria sepuh ini.

Begitupula apa yang di terangkan oleh Ida Ayu (Kadisporapar) ” ini adalah sebuah event budaya yang sangat menarik dan sebagai Kadisporapar Kota Malang saya berjanji untuk dapat menjadikan Festival Kali Brantas menjadi agenda rutin tahunan. Banyak makna positif yang perlu di ketahui dalam festival ini, selain itu acara ini juga menjadi salah satu langkah pelestarian lingkungan hidup terutama sungai. Kedepannya saya harap festival ini juga mampu untuk mendatangkan wisatawan baik dari lokal, lebih – lebih wisatawan asing’. Ucap perempuan yang saat ini juga menjabat Plt BPBD Kota Malang. (Junaedi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *