Ketua Adat Moronene Sebut Kebudayaan Terancam Punah Butuh Perhatian Pemerintah, Begini Tanggapan  La Ode Ida Dan Raja Poleang

Sulawesi Tenggara || mata-elang.com – Sebuah Pernyataan mengejutkan Keluar Dari Ketua Dewan Adat Morenene Muhammad Patani Ali, Menyebutkan Saat Ini Budaya Adat Morenene Merupakan Salah Satu Budaya Asal Sulawesi tenggara Yang terancam punah. Minggu (29/05/2022).

Ungkapan Spontan tersebut dilontarkan Muh Patani Ali Saat menghadiri dan memberi sambutan Acara Perkawinan di Tengah-tengah masyarakat desa tongkoseng Kabupaten Bombana dan para tamu undangan di sala satu daerah di Sulawesi tenggara dini siang.

Ketgam : DPP HMTI Muh Hajar,(Kanan), Dr.La Ode Ida (Tengah) Ketua Dewan Ada Moronene Muh.Patani Ali (Kiri)

Hal inipun menuai tanggapan salah satu tokoh politisi terkemuka Sultra Dr. La Ode Ida, mengatakan saat ini bukan adat Morenene saja yang terancam namun semua ada terancam punah.

” Kalau saya melihat apa yang di khawatirkan oleh bapak ketua dewan adat Moronene hari ini justru itu mewakili dari semua budaya yang ada di Indonesia. Gempuran budaya luar Indonesia ini sangat mengkhawatirkan utamanya kepada generasi muda Indonesia terlebih lagi dengan perkembangan teknologi saat ini” Ujarnya.

“Akan tetapi saya masih sangat optimis dengan adanya upaya dari raja-raja se Nusantara yang sering membahas hal ini baik skala daerah regional maupun nasional.

harapan saya marilah generasi muda Indonesia khususnya di Kab. Bombana Ayo lestarikan dan majukan budaya kita sendiri mulai saat ini”.timpal La Ode Ida.

Menurutnya berbicara secara sosiologi memang ini adalah bagian dari ke ilmuan yang dimiliki nya, sehingga menarik bagi dia untuk turut serta memberikan saran pendapat serta masukan kepada seluruh elemen bangsa.

“sebagai orang berbudaya kepada siapa lagi kita akan menitipkan budaya kita kalau bukan kepada generasi muda kita sekrang dan kepada Pemerintah Sultra dan Pemerintah Kab/kota se Sultra mari dukung upaya-upaya pelestarian budaya oleh para pemuka adat budaya kita, karena kita adalah insan yang berbudaya maka jangan pernah ragu untuk membantu upaya kesana ” tambah La Ode Ida.

Muh Hajar (Kanan) Raja Poleang (Kiri)

” Sebagai putra daerah Sultra, saya akan selalu berada di garis terdepan ketika kita berbicara budaya, budaya apapun itu. bukan saja budaya Muna karena kebetulan saya Muna, tapi semua adat budaya yang ada di Sultra baik mayoritas maupun minoritas mari bahu-membahu melestarikan adat budaya kita dari generasi ke generasi”, ujar La Ode Ida .

Demikian pula di imbuhkan Raja poleang mengatakan Seperti kerajaan-Kerajaan Poleang yang saat ini terancam punah. suatu budaya tergantung pada generasinya itu sendiri.

Raja Poleang Paduka yang Mulia Aoua Mokole Nippon Mama Ali menyatakan bahwa kekhawatiran ketua adat Moronene ini bukanlah sebuah pernyataan politis tapi patut menjadi kekhawatiran semua pihak.

Menurutnya, suku apapun pasti saat ini akan selalu berfikir kearah sana karena minat pelestarian dari generasi muda sangat terbatas dalam arti pelestarian itu sendiri.

” Harapan saya sebagai Raja Poleang saat ini dalam upaya pelestarian budaya, perlunya kerja sama yang baik dan kepedulian yang tinggi dari pemerintah setempat. tidak bisa di nafikkan lagi kerja sama antara pemerintah dan pemuka adat budaya harus betul-betul riell, baik dari segi pembinaan maupun secara suport dukungan materi atau pendanaan.” Ungkapnya.

Masih kata raja Poleang,”kalau itu sudah terpenuhi kami yakin ini akan memberikan spirit baru kepada generasi muda itu sendiri. Sebagai Raja Poleang saya mengajak kepada anak anak bangsa Indonesia khususnya generasi muda poleang dimana saja kalain berada banggalah menjadi orang Moronene, banggalah sebagai orang Bombana, jaga selalu persatuan kita dalam bingkai NKRI,” harap Raja Poleang.

Seperti di ketahui bahwa budaya merupakan suatu kesakralan para leluhur yang harus di jaga kelestariannya, sehingga hal ini tentu menjadi sebuah kekhwatiran yang perlu menjadi salah satu perhatian khusus bagi masyarakat terutama kalangan pemerintah.

kekhawatiran ketua dewan adat Morenene menilai saat ini Generasi muda penerus suku Moronene sangat kurang berminat dalam melestarikan budaya Moronene itu sendiri

“upaya yang kita lakukan selaku ketua dewan adat sejak tahun 2004 dirasakan perlunya lagi dukungan dari semua unsur dan harapan kami justru ada di pundak generasi muda Moronene dimana pun berada” harapnya.

Tak hanya itu lanjut dia, “Disisi lain saya juga meminta kepada Pemerintah Kab. Bombana untuk betul-betul mendukung upaya upaya pelestarian budaya Moronene secara masiv. kami sebagai mitra kerja Pemerintah akan senantiasa berterima kasih kepada pemerintah ketika pelestarian budaya Moronene ini jadi salah satu program kerja pemerintah kab. Bombana. Terutama terhadap pemerintahan yang akan datang. kami selalu siap untuk memberikan masukan dari sisi kebudayaan untuk kemajuan Kab. Bombana”. pungkas Ketua Adat Muhammad Patani Ali.

Penulis : Muhammad Hajar

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *