Caption : Tampak aliran air sungai Metro yang berwarna hitam karena limbah cair.
MALANG JATIM | mataelangnusantara.com – Upaya keras dari Kelompok Aktivis Lingkungan Hidup Dan Kelestarian Budaya (KALIKU) dan Pokmas Tirta Amerta untuk merubah image sungai Metro di Desa Jatisari Kabupaten Malang menjadi bersih dan terjaga kelestariannya tercoreng oleh pihak – pihak tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja membuang limbah cair ke sungai tersebut. Rabu (13/09/2023)
Hal tersebut langsung memantik reaksi keras dari Dwi Indrotito Cahyono, S.H selaku pembina dari KALIKU. Dalam pernyataan pihaknya mengutuk keras adanya limbah cair yang sengaja di buang di sungai Metro.
” Sangat tidak dibenarkan membuang limbah cair ataupun limbah sisa produksi langsung ke sungai tanpa di lakukan proses pengelolaan terlebih dahulu “. Tegas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Advokat Indonesia Officium Mobile (AAI ON) Malang Raya ini.
Bang Tito sapaan akrab pria ini juga menyampaikan keprihatinannya ketika ada sekelompok orang dari KALIKU dan Pokmas Tirta Amerta sedang berjuang untuk merubah image sungai yang dulunya kumuh dan kotor menjadi bersih dan indah dipandang mata saat ini.
” Perjuangan mereka (KALIKU) telah diakui oleh kementerian, sebagai buktinya pada beberapa minggu lalu KALIKU menjadi wakil satu-satunya dari Jawa Timur untuk mengikuti lomba tingkat nasional. Seharusnya ini menjadi koreksi bersama bahwa konservasi sungai sangatlah penting dan harus kita dukung bersama “. Tegas ketua DPC Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Malang Raya.
Senada apa yang diungkapkan pendiri KALIKU Sugeng Widodo juga menyayangkan masih adanya aksi buang limbah dan sampah di sungai Metro ini pada saat pihaknya tengah berusaha mengkonservasi sungai Metro yang ada di Desa Jatisari Kabupaten Malang ini.
” Pembuangan limbah atau sampah ke sungai sudah jelas dilarang dan sudah ada sanksi hukuman bagi pelakunya. Namun kenapa dalam kenyataannya hal ini masih saja terjadi, bahkan sering kami jumpai air sungai berubah warna hitam dan berbuih seperti ini “. Ungkap pria yang biasa disapa Mas Gun ini.
Aktivis lingkungan ini juga mengatakan akan membawa bukti foto, video dan cairan ini akan kami serahkan kepada pihak terkait. Harapannya pihak Pemkab Malang untuk lebih proaktif mensosialisasikan pentingnya konservasi sungai dan sumber air. Jangan terkesan ada pembiaran seperti yang terjadi saat ini. (Junaedi