Caption : Tampak Laily Fitriyah Liza Min Nelly saat ikuti konvoi Aremania beberapa tahun lalu.
MALANG JATIM | mataelangnusantara.com – Malam ini tepat 40 hari Tragedi Kanjuruhan, hingga saat ini tercatat 135 Aremania gugur dalam tragedi yang memilukan tersebut. Lambatnya proses hukum atas terjadinya tragedi tersebut, banyak mengundang reaksi dari tokoh Masyarakat di kota Malang. Rabu (09/11/2022)
Salah satu reaksi atas lambatnya proses hukum tersebut ditegaskan oleh Laily Fitriyah Liza Min Nelly salah satu aktivis dan tokoh perempuan kota Malang.
Dalam keterangannya perempuan yang akrab disapa Nelly ini menyatakan ” Saya mengamati hingga di 40 hari tragedi Kanjuruhan tidak ada kejelasan dan terkesan lamban dalam proses hukumnya. Padahal tragedi ini termasuk tragedi yang luar biasa memilukan. Di mana 135 Aremania meregang nyawa dan ratusan mengalami luka-luka dalam tragedi yang berlangsung pada tanggal 1 Oktober 2022 tersebut”.
” Saya mendorong kepada pihak-pihak yang menangani tragedi ini untuk memberikan kejelasan secepatnya dan wajib untuk diusut hingga tuntas. Siapapun yang bersalah harus dihukum sesuai dengan perbuatannya”.
” Saat ini keluarga 135 korban jiwa dan ratusan korban luka-luka menantikan dan mengharapkan sebuah keadilan yang sesungguhnya. Keluarga korban sudah cukup menderita dan jangan ditambah dengan proses hukum yang lamban pula. Jadikan hukum sebagai panglima”. Tutur Nelly yang tampak menahan tangis.
” Duka tragedi Kanjuruhan ini tidak hanya kami rasakan di Malang Raya saja, duka juga dirasakan oleh bangsa Indonesia dan membuat dunia terhentak. Harus diingat Kota Malang punyai semboyan Malang kucecwara yang punya arti Tuhan akan menghancurkan yang bathil”.
” Dalam kesempatan ini saya ingin mengajak semua elemen masyarakat untuk berjuang dan menyuarakan usut tuntas atas Tragedi Kanjuruhan. Selain itu di 40 hari gugurnya para pahlawan perdamaian suporter dan pahlawan revolusi sepak bola Indonesia ini. Mari kita terus berdoa mendoakan Aremania yang menjadi korban tragedi ini”.
” Kita doakan 135 Aremania yang gugur diberikan tempat terbaik (surga) di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Serta berdoa agar Tuhan memberikan kemudahan dan membuka kerasnya hati siapapun yang menghalangi serta mempersulit proses hukum dari tragedi ini”. Pungkas perempuan ini sambil menyeka air matanya. (Junaedi)