Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, 120 Lebih Aremania Tewas Usai Derby JATIM AREMA FC VS PERSEBAYA

Caption : salah satu foto yang tampak asap gas air mata yang selimuti salah satu tribun di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.

 

MALANG JATIM | mata elang nusantara.com – Pertandingan sepakbola Derby Jatim yang pertemukan AREMA FC VS PERSEBAYA yang berkesudahan dengan skor 2 – 3 meninggalkan perih dan duka yang mendalam. Berapa tidak usai pertandingan yang berlangsung seru tersebut 120 lebih AREMANIA tewas setelah pertandingan tersebut.

Tragedi tewasnya 120 AREMANIA berawal ketika ratusan suporter memaksakan turun kelapangan usai wasit yang pimpin pertandingan meniup peluit panjang. Usaha AREMANIA tersebut dihalau oleh pihak keamanan, dan memaksa suporter untuk tidak masuk ke lapangan. Meski sempat mundur, namun suporter berupaya memasuki lapangan lagi yang kali ini sambil melempari pihak keamanan dengan benda keras.

Upaya suporter yang akan masuk itu dihalau dengan tembakan gas air mata, usaha dengan menembakkan gas air mata kelihatan berhasil. Namun naas asap dari gas air mata tersebut juga merembet ke suporter yang berada di tribun.

Dari informasi yang berhasil dihimpun oleh mataelangnusantara.com, seiring asap gas air mata yang menyelimuti tribun penonton korban mulai berjatuhan.

Disamping itu kekalutan terjadi juga karena akses keluar dari stadion Kanjuruhan Malang juga hanya berukuran lebar 3 meter saja di tiap gate.Kepala Dinkes Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo mengatakan, lebih dari 120 orang meninggal saat Kericuhan terjadi usai pertandingan Derbi Super Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.

 

Pihaknya masih mendata jumlah korban luka yang terdapat di tiga rumah sakit kota dan kabupaten Malang.

“Lebih dari 120 orang meninggal, mereka meninggal karena caos, berdesak-desakan, terinjak-injak dan sesak napas,” ujarnya, seperti dikutip TvOnenews.com, Minggu (2/10/22).

Wiyanto menambahkan korban luka yang pasti lebih dari seratus dan dirujuk ke rumah sakit Saiful Anwar dan rumah sakit Kanjuruan.

Kericuhan tersebut bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan dan Stadion Kanjuruhan menggunakan empat mobil Polri, barracuda. Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbup pemain.

Dari kesaksian salah satu suporter AREMANIA yang enggan disebutkan namanya menuturkan ” ketika gas air mata di tembakan ke tribun tempat saya menonton, ratusan orang berusaha menjauh dan mencari jalan keluar. Dan ketika asap gas air mata tambah tebal saya berusaha bertahan di tribun “.

” Saya menyaksikan sendiri banyak suporter yang sesak nafas dan juga pingsan, banyak wanita dan anak – anak yang ikut menjadi korban dari tragedi ini. Setelah merasa aman saya kemudian berusaha keras dengan menahan perih dimata dan sesak nafas “.

” Mendengar informasi bahwa AREMANIA yang meninggal dunia mencapai 120 saya sangat sedih dan sangat menyayangkan kenapa tragedi ini terjadi. Saya merasa sangat bersyukur bisa terhindar dari kejadian tragis ini, saya kasihan melihat banyak wanita dan anak kecil yang tentunya tidak mengerti apa – apa harus ikut jadi korban meninggal dunia “. Ucap pria ini sambil menahan tangis.

Laporan:Junaedi

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *